tag:blogger.com,1999:blog-69092905803942560382024-02-08T05:35:11.293-08:00Akhwat GarselAkhwat Garselhttp://www.blogger.com/profile/11037801355732817464noreply@blogger.comBlogger11125tag:blogger.com,1999:blog-6909290580394256038.post-18887072474838105132011-05-18T11:15:00.001-07:002011-05-17T21:21:32.914-07:00Risalah Pernikahan Dari Kitab '' Qurratul 'Uyun''<b>Bismillahirohmanirrahim</b><br />
<i>Gegarane wong akrami dudu bondo ,dudu rupo anamung ati pawitane ,luput pisan ,yen kena pisan yen angel, angel k alangkung tan kena tinombo arto</i><br />
“pada hakekatnya pernikahan itu bukan karena harta benda .juga bukan karena ketampanan atau kecantikan.sesekali terlepas sesekali mendapat.jika mudah teramat mudah jika sulit teramat sulit dan tidak bisa si gantikan dengan harta”<br />
ALLAH maha luhur berfirman dalam kitabNYA<i> “Istri-istrimu merupakan lahan tempat bercocok tanam,maka datangilah lahan tempat bercocok tanamu sesuai seleramu.Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu ,dan bertaqwalah kepada ALLAH serta ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemuiNYA .wahai Muhammad,berilah kabar gembira orang-orang yang beriman itu”</i><br />
berkenaan dengan firman ALLAH ini ,saya bermaksud membuat tulisan dari sebagian yang saya ambil dari kitab yang termasuk dalam kekayaan khazanah kitab kuning yaitu :<b>“Qurotul uyun”</b> dalam kitab ini tidak hanya mengajari pasangan suami istri bergaul …hingga pergaulan yang paling intim…bahkan juga memuat petunjuk -petunjuk tentang hari-hari baik untuk melaksanakan perkawinan(hal-hal baik lainnya).namun berbeda dengan aturan “Nogo Dino” karena dalam kitab ini di sebutkan agak rinci alasan-alasannya.<br />
semoga ALLAH melimpahi Rahmat serta berlipat ganda pula pahala dan di ampuni dosa2 kelak di akhirat kepada<b> Syaih Muhammad al-Tahami bin Madani</b> yang mempunyai karya yaitu kitab <b><i>“Qurratul ‘Uyun”</i></b> yang kemudian di tulis sebagai syarah( uraian penjelasan) bagi buah karya <b>Syaih Qasim bin Ahmad bin Musa bin Yamun</b> ,yang di tulis dalam bentuk Nadham(Syair).<br />
<div style="text-align: left;">semoga barokah pula kepada ustad saya Beliau<b> Kyai Basuni</b> yang telah menjadi guru terbaik saya sehingga 2 tahun yang lalu (tepatnya ketika kelas 3 MAN) saya bisa menghatamkan kitab<b><i> “Qurrotul ‘Uyun</i></b>” ini dengan baik alhamdulillah meskipun jadi santri yang mokong (bandel) <img alt=":)" class="wp-smiley" src="http://s2.wp.com/wp-includes/images/smilies/icon_smile.gif?m=1224652897g" /> </div>dalam kitab ini memuat 20 pasal (mungkin hanya akan saya tuliskan hanya beberapa pasal saja) di dalam kitab ini memuat tentang beberapa hadist dan nasehat dalam mebina Rumah Tangga.yaitu mulai dari keutamaan menikah,memilih seorang calon istri,masalah tata krama dalam berhubungan intim(sex)<br />
dengan seorang istri dan beberapa masalah yang berkaitan dengan tangung jawab seorang suami untuk membina rumah tangga yang Islami.nasehat-nasehat tentang tata krama mengadakan pesata perkawinan dan beberapa hal negatif yang muncul dalam pesta dan perkawinan itu sendiri,sehingga hal itu perlu di waspadai agar tujuan kita dalam membina berumah tangga tidak menyimpang dari niat ibadah mengikuti sunnah Rosulullah SAW.sehingga perkawinan yang mestinya sarat dengan nilai-nilai ibadah dan termasuk perbuatan muliau itu tidak kehilangan jati dirinya dan tidak menjadi pemicu terkikisnya keteguhan iman dalam mensikapi kehidupan ini<br />
OK deh klo mau tahu serta mempelajari kitab ini secara mendalam tafadhol membeli kitabnya atau membeli buku terjemahannya (banyak di toko-toko buku) semoga kita semua menjadi hamba-hambaNYA yang beriman serta banyak bersyukur ,,, tak lepas pula semoga saya dan kita semua mendapat pasangan dan teman hidup yang kekal ila akhiru zaman ……..aminnn ya ROBB<br />
<i>“Menikahkan kalian dan beranak cuculah.karena sesungguhnya kalian akan ku jadikan kebangaan di antara sekian banyak umat”</i><br />
PASAL PASAL<br />
pasal 1<i> Nikah dan Hukumnya</i><br />
pasal 2 <i>Beberapa hal yang positif dalam nikah</i><br />
pasal 3 <i>hal-hal yang perlu di upayakan dalam menikah</i><br />
pasal 4 <i>mencari waktu yang tepat untuk melakukan hubungan intim</i><br />
pasal 5 <i>sekitar penyelenggaraan pesta perkawinan(walimah)</i><br />
pasal 6 <i>tentang tata krama melakukan hubungan intim</i><br />
pasal 7 <i>tentang etika dan cara-cara yang nikmat dalam melakukan hubungan intim</i><br />
pasal 8<i> tentang berdandan dan kesetiaan istri</i><br />
pasal 9<i> tentang posisi,cara untuk mencapai puncak kenikmatan dan do`a dalam bersetubuh</i><br />
pasal 10<i> tentang makanan yang perlu di jauhi saat sedang berbulan madu dan saat istri hamil</i><br />
pasal 11<i> beberapa hal yang harus di upayakan ketika hendal melakukan hubungan intim</i><br />
pasal 12 <i>kewajiban suami terhadap istri dalam memberi nafkah bathin</i><br />
pasal 13<i> posisi dalam bersetubuh yang perlu di hindari</i><br />
pasal 14<i> batas-batas yang di haramkan dan di halalkan dalam hubungan intim dengan istri</i><br />
pasal 15 <i>memilih waktu yang tepat dan hal-hal lainnya yang perlu di perhatikan dalam<br />
hubungan intim</i><br />
pasal 16 <i>tata kerama orang yang sedang junub</i><br />
pasal 17<i> tentang tata kerama orang yang hendak bersetubuh dua kali dan hal-hal yang perlu di<br />
perhatikan dalam berse</i><i>tubuh</i><br />
pasal 18 <i>sumai istri harus saling memuliakan dan saling menghormati</i><br />
pasal 19 <i>kewajiban suami terhadap istri dan seluruh anggota keluarganya dalam membina<br />
rumah tangga.</i><br />
pasal 20 <i>suami dan istri wajib mendidik anaknya agar menjadi anak yang berbudi luhur</i><br />
Demikian yang tertulis di atas adalah pasal-pasal yang ada di dalam kitab Qurratul ‘uyun<br />
semoga tulisan ini dapat memicu semangat kita dalam menyempurnakan setengah dien yaitu memuwudkan perkawinan yang sakinah,mawadah,warahmah namun secara ISLAMI tentunya <img alt=":)" class="wp-smiley" src="http://s2.wp.com/wp-includes/images/smilies/icon_smile.gif?m=1224652897g" /> <br />
di sini saya tidak akan menuliskan semua pasal-pasal secara terperinci maklum saya kan masih kecil(pemikiran gede) <img alt=":D" class="wp-smiley" src="http://s0.wp.com/wp-includes/images/smilies/icon_biggrin.gif?m=1224652897g" /> jadi agak malu-malu untuk menuliskan hal-hal yang di anggap sangat intim sekali heheheh <img alt=":)" class="wp-smiley" src="http://s2.wp.com/wp-includes/images/smilies/icon_smile.gif?m=1224652897g" /> terlepas dari itu semua semoga karya tulisan saya ini bermanfaat bagi pembaca khususnya ,,,aminnn<br />
NIKAH DAN HUKUMNYA<br />
hukum menikah itu sangat tergantung pada keadaan orang yang hendak melakukan tadi,jadi hukum nikah itu dapat di klasifikasikan sebagai berikut<br />
1<i>.wajib.</i>yaitu apabila orang yang hendak menikah telah mampu sedang ia tidak segera menikah amat di<br />
khawatirkan akan berbuat zina<br />
2<i>.sunnah </i>,yaitu mana kala orang yang hendak menikah menginginkan sekali punya anak,tetapi ia<br />
mampu mengendalikan diri.dari perbuatan zina,baik ia sudah berminat menikah atau belum.walaupun<br />
jika menikah nanti ibadah sunnah yang sudah biasa ia lakukan akan terlantar<br />
3.<i>makruh</i>,yaitu apabila orang yang hendak menikah belum berminat punya anak,juga belum pernah<br />
menikah sedangkan ia mampu menahan diri dari berbuat zina.padahal ia menikah sunnahnya<br />
terlantar.<br />
4.<i>mubah</i>,yaitu apabila orang yang hendak menikah mampu menahan gejolak nafsunya dari berbuat<br />
zina.,sementara ia belum berminat memiliki anak dan seandainya ia menikah ibadah sunnahnya<br />
tidak sampai terlantar<br />
5.<i>haram,</i>yaitu bagi orang yang apabila ia kawin,justru akan merugikan istrinya karena ia tidak mampu<br />
memberi nafkah lahir dan nafkah bathin.atau jika menikah ia akan cari mata pencaharian yang di<br />
haramkan ALLAH walaupun orang tersebut sudah berminat menikah dan ia mampu menahan gejolak<br />
nafsunya dari berbagai zina.padahal.<br />
bahwa hukum menikah tersebut juga berlaku bagi kaum wanita. Ibnu Arafah menambahkan,bahwa bagi wanita hukum menikah itu wajib,apabila ia tidak mampu mencari nafkah bagi dirinya sendiri sedangkan jalan satu-satunya untuk menanggulangi adalah menikah .<br />
RUKUN RUKUN MENIKAH<br />
rukun menikah ada lima hal yaitu sebagai berikut:<br />
1.ada seorang suami<br />
2 ada seorang istri<br />
3.ada seorang wali<br />
4 ada mahar<br />
5.harus ada sighat(ungkapan khas menikahkan dan menerima nikah)<br />
beberapa anjuran menikah<br />
ada sebuah riwayat dari imam Ahmad sebagaimana tersebut di dalam kitab musnadnya;<br />
<i>“Ada serorang laki-laki,ia bernama ukaf,datang menghadap Nabi SAW maka nabi SAW bertanya kepadanya:<br />
“Wahai ukaf apakah engkau sudah beristri?”<br />
ukaf menjawab “belum”nabi bertanya lagi:<br />
“apakah kau punya seorang budaj perempuan”?<br />
ukaf menjawab “tidak” lantas nabi bertanya lagi:<br />
“adakah kau orang yang pintar mencari rizky’?<br />
ukaf menjawab “iya” nabi bersabda:<br />
“kau adalah termasuk kawan-kawannya syaitan.Seandainya kau itu orang beragama Nasrani ,tentulah menjadi pendeta (rahib) mereka.sesungguhnya orang yang termasuk mengikuti sunahan itu adalah orang yang menikah.seburuk-buruk kalian adalah orang-orang yang sedang membujang.dan orang yang mati di antara kalian yang paling hina.adalah orang yang mati membujang “<br />
nabi SAW bersabda dalam sabda yang sudah termashur</i><br />
<i>“Wahai kaum muda,barang siapa telah mampu membiayai biaya perkawinan maka hendaklah ia kawin saja.karena sesungguhnya kawin itu lebih bisa memejamkan (menjaga dari maksiat) mata ,dan lebih bisa menjaga(maksiat)kemaluan.da barang siapa belum mampu kawin maka sebaiknya berpuasa.sebab puasa itu mampu menjadi perisai(gejolak nafsu) dirinya”</i><br />
<i>“Siapa saja yang menikah, ia telah menguasai separuh agamanya. Hendaklah ia bertakwa (kepada Allah) atas separuh yang lain”</i><br />
<i>“Barang siapa yang menikah karena ALLAH ,dan menikahkan (putra putrinya) karena ALLAH maka ia berhak menjadi kekasih ALLAH.”</i><br />
<div style="text-align: left;"><i>“Menikah adalah sunnahku. Siapa yang tidak mengamalkan sunnahku, ia bukan termasuk ummatku. Menikahlah karena aku akan senang atas jumlah besar kalian di hadapan umat-umat lain. Siapa yang telah memiliki kesanggupan, menikahlah. Jika tidak, berpuasalah karena puasa itu bisa menjadi kendali” (Riwayat Ibn Majah, lihat: Kasyf al-Khafa, II/324, no. hadis: 2833).</i></div>dan masih banyak lagi hadist2 lain yang berkaitan dengan menikah <img alt=":)" class="wp-smiley" src="http://s2.wp.com/wp-includes/images/smilies/icon_smile.gif?m=1224652897g" /> <br />
DI ANJURKAN MENIKAH DENGAN WANITA SHALIHAH<br />
dalam hal ini Nabi SAW bersabda :<br />
<i>“Dunia ini medan untuk bersenang-senang .dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah wanita yang berakhlaq mulia”<br />
<i><br />
“Siapa yang dianugerahi istri shalihah, sungguh ia telah dibantu dalam separuh urusan agama, maka bertakwalah (kepada Allah) atas separuh yang lain”. (Riwayat Ibn al-Jawzi, lihat: Kasyf al-Khafa, II/239, no. hadis: 2432).</i></i><br />
<i>“seorang wanita di nikahi karena empat faktor .yaitu karena hartanya,keterhormatannya(status sosial)<br />
kecantikannya dan agamanya,maka kamu hendaklah menikah dengan wanita yang kuat agamannya agar kau beruntung”</i><br />
<i>“sebaik-baik istri umatku adalah yang paling berseri-seri wajahnya dan paling sedikit(sederhana)maskawinnya”</i><br />
ANJURAN MENIKAHI WANITA YANG PRODUKTIF DAN IDEAL<br />
bahwa tujuan menikah adalah untuk kesinambungan generasi dan agar ummat manusia tetap exis di muka bumi.islam menganjurkan menikahi wanita yang masih produktif dan tidak mandul<br />
dalam sabda Nabi SAW.<br />
<i>“menikahlah kalian dengan wanita yang banyak cinta kasih sayangnya terhadap suami lagi masih produktif(tidak mandul).karena sesungguhnya aku akan berlomba dengan para nabi yang lain dalam memperbanyak umat kelak pada hari kiyamat”</i><br />
Nabi SAW pernah bertanya kepada Zaid bin Tsabit<i>:”Apakah kamu sudah menikah wahai Zaid”?</i><br />
<i>Zaid menjawab”belum” maka nabi SAW bersabda menikahlah kamu niscaya kamu akan terpelihara(dr maksiat)di samping pengupayaanmu dalam menjaga diri/dan kamu jangan sampai beristri lima orang wanita berciri-ciri berikut ,Zaid bertanya lagi :siapakah mereka itu wahai Rosul? Rasulallah SAW menjawab :wanita yang kebiri-biruan matanya,wanita yang tinggi kurus,wanita yang membelakangimu dan wanita beranak”</i><br />
<i>maka Zaid bertanya lagi:saya belum faham sedikitpun dengan apa ang engkau sabdakan ya Rasulallah?”</i><br />
<i>maka Nabi bersabda:</i><br />
<i>“maksudnya perempuan yang kebiru-biruan matanya itu adalah perempuan yang jorok ucapannya,dan perempuan yang tinggi badannya tetapi kurus(tidak seimbang).dan perempuan tua yang monyong pantatnya dan perempuan pendek yang menjadi sasaran cercaan (,karena tidak serasi).dan juga wanita yang membawa anak dari suaminya yang selain kamu.</i><br />
demikianlah sungguh penjelasan Rasulallah dalam mendidik umatnya untu selalu berhati-hati bahkan ketika memilih calon istri yang produktif <img alt=":)" class="wp-smiley" src="http://s2.wp.com/wp-includes/images/smilies/icon_smile.gif?m=1224652897g" /> <br />
KEUTAMAAN MEMBINA RUMAH TANGGA.<br />
Mu’adz bin Jabal r.a pernah berkata <i>“Sholat (sekali) di kerjakan oleh orang yang sudah menikah itu lebih umata dari pada empat puluh kali sholat yang di kerjkan orang yang tidak berumah tangga”</i><br />
Abdullah bin Abbas r.a pernah pula berkata<i>“kawinlah kalian karena sesungguhnya(ibadah) sehari saja di kerjakan oleh orang yang berumah tangga adalah lebih baik(banyak pahalanya) dari pada (ibadah) seribu tahun(sebelum berumah tangga)”</i><br />
sungguh begitu utamanya menikah sehingga Rasulallah sangat menganjurkan serta begitu mulianya pula ibadah orang yang menikah di hapadan ALLAH SWT.<br />
BEBERAPA HAL YANG POSITIF DALAM NIKAH<br />
a.kesinambungan generasi<br />
menikah itu mempunyai beberapa faidah di antaranya mendapatkan keturunan dalam hidup.<br />
b.terpenuhinya saluran nafsu sex<br />
c.di perolehnya keutamaan mencari rizky<br />
d.taat dan menjaga kehormatan suami<br />
HAL-HAL YANG PERLU DI UPAYAKAN DALAM MENIKAH<br />
A.mencari pasangan yang seimbang(KAFA’AH)<br />
B.niat mengikuti jejak Nabi SAW.<br />
C.mencari orang yang taat beragama<br />
D.mencari perempuan yang produktif dan perawan<br />
E.mencari perempuan yang bukan famili dekat<br />
F.di usahakan mencari gadis cantik<br />
MENCARI WAKTU YANG TEPAT UNTUK MELAKUKAN HUBUNGAN INTIM<br />
A.di anjurkan bersetubuh pada malam hari<br />
hal ini berdasarkan sebuah hadits Nabi SAW :<br />
<i>“Adakanlah temu penganten kalian ,pada malam hari .Dan adakanlah jamuan makan (syukuran resepsi pernikahan)pada waktu dhuha”</i><br />
<i></i><br />
B. hari -hari yang tidak tepat untuk bersetubuh<br />
bagi suami yang hendak bersetubuh hendaklah menghindari hari-hari berikut ini :<br />
1.hari rabu yang jatuh pada minggu terakhir tiap bulan<br />
2.hari ketiga awal tiap bulan ramadhan<br />
3.hari kelima awal tiap bulan ramadhan<br />
4.hari ketigabelas pada setiap bulan.<br />
5.hari keenam belas pada setiap bulan<br />
6.hari keduapuluh satu pada setiap bulan<br />
7.hari kedua puluh empat pada setiap bulan<br />
8.hari kedua puluh lima pada setiap bulan<br />
Di samping hari tersebut ada pula hari-hari yang sebaiknya di hindari untuk mengerjakan sesuatu yang di anggap penting yaitu hati sabtu dan hari selasa.<br />
tentang hari sabtu itu Nabi pernah di tanya oleh salah satu sahabat naka Nabi bersabda:<br />
<i>“Hari sabtu itu adalah hari di mana terjadi penipuan “</i><br />
mengapa hari tersebut di katakan penipuan sebab pada hari itu orang2 berkumpul di gedung “al-nadwah” untuk merembuk memusnahkan dakwah Nabi SAW .wallahu`alam<br />
adapun tentang hari selasa nabi SAW.bersabda:<br />
<i>“Hari selasa itu adalah hari di mana darah pernah mengalir.sebab pada hari itu ibu Hawa pernah haid,putera nabi Adam as pernah membunuh saudara kandungnya sendiri,terbunuhnya Jirjis,Zakaria dan yahya as.kekalahan tukang sihir Fir’aun.di vonisnya Asiyah binti Muzaim permaisuri fir’aun.dan terbunuhnya sapinya bani israil”</i><br />
adapun imam Malik berpendapat<i> “jaganlah anda menjauhi sebagian hari-hari di dunia ini ,tatkala anda hendak melakukan sebagian tugas pekerjaanmu.kerjakanlah tugas-tugas itu pada hari sesukamu.sebab sebenarnya hari-hari itu semua adalah milik ALLAH.tidak akan menimbulkan malapetaka dan tidak pula bisa membawa manfaat apa-apa”</i><br />
C. saat yang tepat untuk bersetubuh<br />
bahwa melakukan hubungan intim pada awal bulan itu lebih afdhol dari pada akhir bulan.sebab bila nanti di karuniai seorang anak akan mempunyai anak yang cerdas. bagi seorang suami (penganten baru) sunnah hukumnya bersetubuh dengan istrinya di bulan Syawal.<br />
adalah lebih afdhol pula jika melakukan hubungan sex pada hari ahad dan jum`at .nabi SAW.bersabda:<br />
<i>“hari ahad itu adalah hari yang tepat untuk menanam,dah hari untuk memulai membangun.karena ALLAH memulai menciptakan dunia ini juga memulai meramaikannya jatuh paa hari ahad”"hari jum’at itu adalah hari perkawinan dan juga hari peminangan di hari jum’at itu nabi Adam as menikah ibu Hawa,nabi Yusuf as menikah siti Zulaika.nabi Musa as menikah dengan puteri nabi syuaib as,nabi sulaiman menikah ratu bilqis”</i><br />
<i></i><br />
wallahu`alam bishowab<br />
tersebut di dalam hadits shahih bahwa Nabi SAW. dalam melaksanakan pernikahannya dengan Sayyidah khodijah dan Sayyhidah Aisyah juga jatuh pada hari jum’at.<br />
D, hari-hari yang seyogayanya di hindari<br />
Tersebutlah dalam Riwayat Alqamah bin Shafwan,dari Ahmad bin Yahya sebuah hadist marfu’ sebagai berikut;<br />
<i>“waspadalah kamu sekalian akan kejadian duabelas hari setahun,karena sesungguhnya ia bisa melenyapkan harta banyak dan bisa mencambik-cambik(merusak)tutup-tutup cela”para sahabat kemudian bertanya “ya Rasulallah apakah 12 hari itu?Rasulallah bersabda :</i><br />
<i>“yaitu tanggal 12 muharram,10 safar dan 4 rabi’ul awal(mulud) 18 rabu’utsni(bakda mulud) 18 jumadil awal,18 jumadil akhir.12 rajab ,26 sya’ban(ruwah),24 ramadhan,2 syawal,28 dhulqa’dah(apit/sela) dan 8 bulan dhilhijjah”</i><br />
<i>TATA KERAMA MELAKUKAN HUBUNGAN INTIM</i><br />
<i>di sini saya hanya akan menulis point-point nya saja <img alt=":)" class="wp-smiley" src="http://s2.wp.com/wp-includes/images/smilies/icon_smile.gif?m=1224652897g" /> afwan…….</i><br />
<i>A.mencari waktu usai sholat</i><br />
<i>B.diusahakan hatinya bersih</i><br />
<i>C.memulai dari arah kanan dan berdo`a</i><br />
<i>Bismillaahi, allahumma jannibnasy syaythaana wa jannibisy syaythaana maa razaqtanaa.</i><br />
<i>Artinya : Dengan nama Allah, ya Allah; jauhkanlah kami dari gangguan syaitan dan jauhkanlah syaitan dari rezki (bayi) yang akan Engkau anugerahkan pada kami. (HR. Bukhari)</i><br />
<i>D.istri hendaknya wudhu dahulu</i><br />
<i>E.mengucapkan salam dan menyentuh ubun-ubun istri</i><br />
<i>F.memeluk istri dan sambil berdo`a</i><br />
<i>G.mencuci ujung jari kedua tangan dan kaki istri</i><br />
<i>H.ciptakan suasana tenang dan romantis</i><br />
<i>Ibnul Qayyim berkata, “Sebaiknya sebelum bersetubuh hendaknya diajak bersenda-gurau dan menciumnya, sebagaimana Rasulullah saw. melakukannya.”</i><br />
<i>I.memberi ucapan selamat kepada kedua mempelai</i><br />
<i>dan juga perlu di perhatikan</i><br />
<i>Bagian 1 (Merayu dan bercumbu):</i><br />
<i>Nabi Muhammad s.a.w. melarang suami melakukan persetubuhan sebelum membangkitkan syahwat isteri dengan rayuan dan bercumbu terlebih dahulu.</i><br />
<i>Hadits Riwayat al-Khatib dari Jabir.</i><br />
<i>Bagian 2 (DOA SEBELUM BERSETUBUH):</i><br />
<i>“Bismillah. Allaahumma jannibnaash syaithaa-na wa jannibish syaithaa-na maa razaqtanaa”.</i><br />
<i>Dengan nama Allah. Ya Allah, jauhkanlah kami berdua (suami isteri) dari gangguan syaithan serta jauhkan pula syaithan itu dari apa saja yang Engkau rezqikan kepada kami.</i><br />
<i>Dari Abdulah Ibnu Abbas r.a. berkata:</i><br />
<i>Maka sesungguhnya apabila ditakdirkan dari suami isteri itu mendapat seorang anak dalam persetubuhan itu, tidak akan dirosak oleh syaithan selama-lamanya.</i><br />
<i>Hadits Sahih Riwayat Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas r.a.</i><br />
<i>Bagian 3: (Do’a Hampir keluar mani)</i><br />
<i>Dan apabila air manimu hampir keluar, katakan dalam hatimu dan jangan menggerakkan kedua bibirmu kalimat ini:</i><br />
<i>“Alhamdulillaahil ladzii khalaqa minal maa’i basyara”.</i><br />
<i>Segala pujian hanya untuk Allah yang menciptakan manusia dari pada air.</i><br />
<i>Bagian 4 (Syahwat terputus ditengah jalan):</i><br />
<i>Apabila seseorang diantara kamu bersetubuh dengan isterinya maka janganlah ia menghentikan persetubuhannya itu sehingga isterimu juga telah selesai melampiaskan hajatnya (syahwat atau mencapai kepuasan) sebagaimana kamu juga menghendaki lepasnya hajatmu (syahwat atau mencapai kepuasan).</i><br />
<i>Hadits Riwayat Ibnu Addi.</i><br />
<i>Bagian 5 (Dogy Style):</i><br />
<i>Dari Jabir b. Abdulah berkata:</i><br />
<i>Bahawa orang-orang Yahudi (beranggapan) berkata:</i><br />
<i>Apabila seseorang menyetubuhi isterinya pada kemaluannya Melalui Belakang maka mata anaknya (yang lahir) akan menjadi juling.</i><br />
<i>Lalu turunlah ayat suci demikian:</i><br />
<i>“Isteri-isteri kamu adalah ladang bagimu maka datangilah ladangmu itu dari arah mana saja yang kamu sukai”.</i><br />
<i>Surah Al Baqarah – ayat 223.</i><br />
<i>Keterangan:</i><br />
<i>Suami diperbolehkan menyetubuhi isteri dengan apa cara sekalipun (dari belakang, dari kanan, dari kiri dsb asalkan dilubang faraj).</i><br />
<i>Bagian 6 (bersetubuh dapat pahala)</i><br />
<i>Rasulullah s.a.w. bersabda:</i><br />
<i>“…..dan apabila engkau menyetubuhi isterimu, engkau mendapat pahala”.</i><br />
<i>Para sahabat bertanya:</i><br />
<i>Wahai Rasulullah, adakah seseorang dari kami mendapat pahala dalam melampiaskan syahwat?</i><br />
<i>Nabi menjawab:</i><br />
<i>Bukankah kalau ia meletakkan (syahwatnya) ditempat yang haram tidakkah ia berdosa?</i><br />
<i>Demikian pula kalau ia meletakkan (syahwatnya) pada jalan yang halal maka ia mendapat pahala.</i><br />
<i>Hadits Riwayat Muslim.</i><br />
<i>Bagian 7 (Horny lagi)</i><br />
<i>Apabila diantara kamu telah mecampuri isterinya kemudian ia akan mengulangi persetubuhannya itu maka hendaklah ia mencuci zakarnya terlebih dahulu.</i><br />
<i>Hadits Riwayat Baihaqi.<br />
Syekh penazham menjelaskan waktu-waktu yang terlarang untuk bersenggama, sebagaimana diungkapkan dalam nazhamnya yang berbahar rajaz berikut ini:”Dilarang bersenggama ketika istri sedang haid dan nifas,Dan sempitnya waktu shalat fardlu, jangan merasa bebas.”Allah Swt. berfirman:”Mereka bertanya kepadamu tentang haid, Katakanlah, haid adalah suatu kotoran. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita diwaktu haid” (Qs. Al-Baqarah: 222)</i><br />
<i>Dikatakan bahwa yang dimaksud dengan “menjauhkan diri” adalah menjauhkan diri dari vagina istri, yang artinya tidak melakukan senggama. Ini adalah pendapat Hafshah ra. Dan Imam Mujahid pun sependapat dengan pendapat Hafshah ra. Tersebut.</i><br />
<i>Diriwayatkan oleh Imam Thabrani dalam kitab Ausath dari Abu Hurairah secara marfu’:Rasulullah Saw.bersabda:”Barang siapa bersetubuh dengan istrinya yang sedang haid, kemudian ditakdirkan mempunyai anak dan terjangkiti penyakit kusta, maka jangan sekali-kali mencela, kecuali mencela dirinya sendiri”Al-Imam Abu Hamid Al-Ghazali berkata, “Bersetubuh di waktu haid dan nifas akan mengakibatkan anak terjangkiti penyakit kusta.”Imam Ahmad dan yang lainnya meriwayatkan sebuah hadits marfu’ dari shahabat Abu Hurairarah ra.:Rasulullah Saw.bersabda:”Barang siapa datang kepada dukun peramal, kemudian dia mempercayai apa yang dikatakannya, dan menyetubuhi istrinya diwaktu haid atau pada duburnya, maka dia benar-benar telah melepaskan diri dari apa yang telah diturunkan kepada Nabi Saw.”</i><br />
<i>Rasulullah Saw. bersabda:”Barang siapa menyetubuhi istrinya diwaktu haid, maka hendaklah dia bersedekah satu keping dinar. Dan barang siapa menyetubuhi istrinya dikala haidnya telah reda, maka hendaklah dia bersedekah setenga keping dinar.”Ibnu Yamun meneruskan nazhamnya sebagai berikut:”Dilarang senggama (menurut pendapat yang masyhur) dimalam hari raya Idul Adha,Demikian pula dimalam pertama pada setiap bulan.Dimalam pertengahan pada setiap bulan,Bagitu pula dimalam terakhir pada setiap bulan.”Hal itu berdasarkan pada sabda Rasulullah Saw.:”Janganlah kamu bersenggama pada malam permulaan dan pertengahan bulan”</i><br />
<i>Al-Imam Ghazali mengatakan, bahwa bersenggama makruh dilakukan pada tiga malam dari setiap bulan, yaitu: pada malam awal bulan, malam pertengahan bulan, dan pada malam terakhir bulan. Sebab setan menghadiri setiap persenggamaan yang dilakukan pada malam-malam tersebut.Ada yang berpendapat, bahwa bersetubuh pada malam-malam tersebut dapat mengakibatkan gila atau mudah stres pada anak yang terlahir. Akan tetapi larangan-larangan tersebut hanya sampai pada batas makruh tidak sampai pada hukum haram, sebagaimana bersenggama dikala haid, nifas dan sempitnya waktu shalat fardlu.Selanjutnya Syekh penazham mengungkapkan tentang keadaan orang yang mengakibatkan ia tidak boleh bersenggama dalam nazham berikut ini:”Hindarilah bersenggama dikala sedang kehausan, kelaparan, wahai kawan, ambillah keterangan ini secara berurutan.Dikala marah, sangat gembira, demikian pula,dikala sangat kenyang, begitu pula saat kurang tidur. Dikala muntah-muntah, murus secara berurutan, demikian pula ketika kamu baru keluar dari pemandian.Atau sebelumnya, seperti kelelahan dan cantuk (bekam),jagalah dan nyatakanlah itu semua dan jangan mencela.”</i><br />
<i>Sebagaimana disampaikan oleh Imam Ar-Rizi, Bersenggama dalam keadaan sangat gembira akan menyebabkan cedera. Bersenggama dalam keadaan kenyang akan menimbulkan rasa sakit pada persendian tubuh. Demikian juga senggama yang dilakukan dalam keadaan kurang tidur atau sedang susah. Semuanya harus dihindari, karena akan menghilangkan kekuatan dalam bersenggama.Begitu juga gendanya dijauhi senggama yang sebelumnya sudah didahului dengan muntah-muntah dan murus-murus, kelelahan, keluar darah (cantuk), keluar keringat, kencing sangat banyak, atau setelah minum obat urus-urus. Sebab menurut Imam As-Razi, semua itu akan dapat menimbulkan bahaya bagi tubuh pelakunya. Demikian juga hendaknya dijauhi senggama setelah keluar dari pemandian air panas atau sebelumnya, karena ibu itu dapat mengakibatkan terjangkiti sakit kepala atau melemahkan syahwat. Juga hendaknya mengurangi senggama pada musim kemarau, musim hujan, atau sama sekali tidak melakukan senggama dikala udara rusak atau wabah penyakit sedang melanda, sebagaimana dituturkan Syekh penazham berikut ini: “Kurangilah bersenggama pada musim panas,dikala wabah sedang melanda dan dimusim hujan.”</i><br />
<i>Imam Ar-Rizi mengatakan, bahwa orang yang mempunyai kondisi tubuh yang kering sebaiknya menghindari senggama pada musim panas. Sedangkan orang yang mempunyai kondisi tubuh yang dingin hendaknya mengurangi senggama pada musim panas maupun dingin dan meninggalkan sama sekali pada saat udara tidak menentu serta pada waktu wabah penyakit sedang melanda.Kemudian Syekh penazham melanjutkan nazhamnya sebagai berikut: “Dua kali senggama itu hak wanita, setiap Jumat, waktunya sampai subuh tiba.Satu kali saja senggama demi menjaga kesehatan,setiap Jumat bagi suami yang sakit-sakitan.”Syekh Zaruq didalam kita Nashihah Al-Kafiyah berpendapat, bahwa yang dimaksud dengan hak wanita adalah senggama yang dilakukan suami bersamanya paling sedikit dua kali dalam setiap Jumat. Atau paling sedikit satu kali pada setiap Jumat bagi suami yang cukup tingkat kesehatannya.Shahabat Umar bin Khaththab menentukan satu kali senggama dalam satu kali suci wanita (istri)(satu kali dalam sebulan), karena dengan begitu suami akan mampu membuat istrinya hamil dan menjaganya. Benar demikian, akan tetapi sebaiknya suami dapat menambah dan mengurangi menurut kebutuhan istri demi menjaga kesehatan. Sebab, menjaga kesehatan istri merupakan kewajiban bagi suami.Sebaiknya suami tidak menjarangkan bersenggama bersama istri, sehingga istri merasa tidak enak badan. Suami juga tidak boleh memperbanyak bersenggama dengan istri, sehingga istri merasa bosan,</i><br />
<i>sebagaimana diingatkan Syekh penazham melalui nazhamnya berikut ini:”Diwaktu luang senggama jangan dikurangi, wahai pemuda,jika istri merasa tidak enak karenanya, maka layanilah dia.Sebaliknya adalah dengan sebaliknya, demikian menurut anggapan yang ada.Perhatikan apa yang dikatakan dan pikirkanlah dengan serius.”Syekh Zaruq dalam kitab An-Nashihah berkata, “Suami jangan memperbanyak senggama hingga istri merasa bosan dan jangan menjarangkannya hingga istrinya merasa tidak enak badan.” Imam Zaruq juga berkata: “Jika istri membutuhkan senggama, suami hendaknya melayani istrinya untuk bersenggama bersamanya sampai empat kali semalam dan empat kali disiang hari.”Sementara itu istri tidak boleh menolak keinginan suami untuk bersenggama tanpa uzur, berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar berikut ini:”Seorang wanita datang menghadap Rasulullah Saw. seraya bertanya: ‘Ya Rasulallah, apakah hak seorang suami atas istrinya?’ Rasulullah Saw. menjawab: ‘Istri tidak boleh menolak ajakan suaminya, meskipun dia sedang berada diatas punggung unta (kendaraan)’.”Rasulullah Saw. juga bersabda:”Ketika seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidurnya, kemudian dia menolak, maka para malaikat akan melaknatnya hingga waktu subuh tiba”Dijelaskan, kekhawatiran istri akan anaknya yang sedang menyusu tidak termasuk uzur, sebab sebenarnya sperma suami akan dapat memperbanyak air susu istri.</i><br />
<i>Qurratul Uyun,Syarah Nazham Ibnu Yamun</i><br />
<i>Karya: Muhammad At-Tihami Ibnul Madani Kanu</i>Akhwat Garselhttp://www.blogger.com/profile/11037801355732817464noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6909290580394256038.post-65877563993183668802011-05-17T21:43:00.001-07:002011-05-17T21:43:47.323-07:00''KEUTAMAAN SHALAT TAHAJUD''Shalat malam, bila shalat tersebut dikerjakan sesudah tidur, dinamakan shalat Tahajud, artinya terbangun malam. Jadi, kalau mau mengerjakansholat Tahajud, harus tidur dulu. Shalat malam ( Tahajud ) adalah kebiasaan orang-orang shaleh yang hatinya selalu berdampingan denganAllah SWT. <br />
Berfirman Allah SWT di dalam Al-Qur’an :<br />
“ Pada malam hari, hendaklah engkau shalat Tahajud sebagai tambahan bagi engkau. Mudah-mudahan Tuhan mengangkat engkau ketempat yang terpuji.”<br />
(QS : Al-Isro’ : 79)<br />
Shalat Tahajud adalah shalat yang diwajibkan kepada Nabi SAW sebelum turun perintah shalat wajib lima waktu. Sekarang shalat Tahajud merupakan shalat yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan . <br />
Sahabat Abdullah bin<br />
Salam mengatakan, bahwa Nabi SAW telah bersabda :<br />
“ Hai sekalian manusia, sebarluaskanlah salam dan berikanlah makanan serta sholat malamlah diwaktu manusia sedang tidur, supaya kamu masuk Sorga dengan selamat.”(HR Tirmidzi) <br />
Bersabda Nabi Muhammad SAW :<br />
“Seutama-utama shalat sesudah shalat fardhu ialah shalat sunnat di waktu malam” ( HR. Muslim )<br />
Waktu Untuk Melaksanakan Sholat Tahajud :<br />
Kapan afdhalnya shalat Tahajud dilaksanakan ? Sebetulnya waktu untuk melaksanakan shalat Tahajud ( Shalatul Lail ) ditetapkan sejak waktu Isya’ hingga waktu subuh ( sepanjang malam ). Meskipun demikian, ada waktu-waktu yang utama, yaitu :<br />
1. Sangat utama : 1/3 malam pertama ( Ba’da Isya – 22.00 )<br />
2. Lebih utama : 1/3 malam kedua ( pukul 22.00 – 01.00 )<br />
3. Paling utama : 1/3 malam terakhir ( pukul 01.00 – Subuh ) <br />
Menurut keterangan yang sahih, saat ijabah (dikabulkannya do’a) itu adalah 1/3 malam yang terakhir. Abu Muslim bertanya kepada sahabat Abu Dzar : “ Diwaktu manakah yang lebih utama kita mengerjakan sholat malam?”<br />
Sahabat Abu Dzar menjawab : “Aku telah bertanya kepada Rosulullah SAW sebagaimana engkau tanyakan kepadaku ini.” Rosulullah SAW bersabda :<br />
“Perut malam yang masih tinggal adalah 1/3 yang akhir. Sayangnya sedikit sekali orang yang melaksanakannya.” (HR Ahmad)<br />
Bersabda Rosulullah SAW :<br />
“ Sesungguhnya pada waktu malam ada satu saat ( waktu. ). Seandainya seorang Muslim meminta suatu kebaikan didunia maupun diakhirat kepada Allah SWT, niscaya Allah SWT akan memberinya. Dan itu berlaku setiap malam.” ( HR Muslim )<br />
Nabi SAW bersabda lagi :<br />
“Pada tiap malam Tuhan kami Tabaraka wa Ta’ala turun ( ke langit dunia ) ketika tinggal sepertiga malam yang akhir. Ia berfirman : “ Barang siapa yang menyeru-Ku, akan Aku perkenankan seruannya. Barang siapa yang meminta kepada-Ku, Aku perkenankan permintaanya. Dan barang siapa meminta ampunan kepada-Ku, Aku ampuni dia.” ( HR Bukhari dan Muslim )<br />
Jumlah Raka’at Shalat Tahajud :<br />
Shalat malam (Tahajud) tidak dibatasi jumlahnya, tetapi paling sedikit 2 ( dua ) raka’at. Yang paling utama kita kekalkan adalah 11 ( sebelas ) raka’at atau 13 ( tiga belas ) raka’at, dengan 2 ( dua ) raka’at shalat Iftitah. Cara (Kaifiat) mengerjakannya yang baik adalah setiap 2 ( dua ) rakaat diakhiri satu salam. Sebagaimana diterangkan oleh Rosulullah SAW :“ Shalat malam itu, dua-dua.” ( HR Ahmad, Bukhari dan Muslim )<br />
Adapun Kaifiat yang diterangkan oleh Sahabat Said Ibnu Yazid, bahwasannya Nabi Muhammad SAW shalat malam 13 raka’at, sebagai berikut :<br />
1) 2 raka’at shalat Iftitah.<br />
2) 8 raka’at shalat Tahajud.<br />
3) 3 raka’at shalat witir.<br />
Adapun surat yang dibaca dalam shalat Tahajud pada raka’at pertama setelah surat Al-Fatihah ialah Surat Al-Baqarah ayat 284-286. Sedangkan pada raka’at kedua setelah membaca surat Al-Fatihah ialah surat Ali Imron 18-19 dan 26-27. Kalau surat-surat tersebut belum hafal, maka boleh membaca surat yang lain yang sudah dihafal.Rasulullah SAW bersabda :<br />
“Allah menyayangi seorang laki-laki yang bangun untuk shalat malam, lalu membangunkan istrinya. Jika tidak mau bangun, maka percikkan kepada wajahnya dengan air. Demikian pula Allah menyayangi perempuan yang bangun untuk shalat malam, juga membangunkan suaminya. Jika menolak, mukanya<br />
disiram air.” (HR Abu Daud)<br />
Bersabda Nabi SAW :<br />
“Jika suami membangunkan istrinya untuk shalat malam hingga<br />
keduanya shalat dua raka’at, maka tercatat keduanya dalam golongan (perempuan/laki-laki) yang selalu berdzikir.”(HR Abu Daud)<br />
Keutamaan Shalat Tahajud :<br />
Tentang keutamaan shalat Tahajud tersebut, Rasulullah SAW suatu hari bersabda : “Barang siapa mengerjakan shalat Tahajud dengan<br />
sebaik-baiknya, dan dengan tata tertib yang rapi, maka Allah SWT akan memberikan 9 macam kemuliaan : 5 macam di dunia dan 4 macam di akhirat.”<br />
Adapun lima keutamaan didunia itu, ialah :<br />
1. Akan dipelihara oleh Allah SWT dari segala macam bencana.<br />
2. Tanda ketaatannya akan tampak kelihatan dimukanya.<br />
3. Akan dicintai para hamba Allah yang shaleh dan dicintai oleh<br />
semua manusia.<br />
4. Lidahnya akan mampu mengucapkan kata-kata yang mengandung hikmah.<br />
5. Akan dijadikan orang bijaksana, yakni diberi pemahaman dalam agama.<br />
Sedangkan yang empat keutamaan diakhirat, yaitu :<br />
1. Wajahnya berseri ketika bangkit dari kubur di Hari Pembalasan nanti.<br />
2. Akan mendapat keringanan ketika di hisab.<br />
3. Ketika menyebrangi jembatan Shirotol Mustaqim, bisa melakukannya dengan sangat cepat, seperti halilintar yang menyambar.<br />
4. Catatan amalnya diberikan ditangan kanan.<br />
(Bahan (materi) di ambil dari buku “RAHASIA SHALAT SUNNAT” (Bimbingan <br />
Lengkap dan Praktis) Oleh: Abdul Manan bin H. Muhammad SAkhwat Garselhttp://www.blogger.com/profile/11037801355732817464noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6909290580394256038.post-22507052386827876532011-05-17T20:30:00.000-07:002011-05-17T20:30:07.650-07:00Pembahasan kitab Aqidatul Awwam 03<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "DecoType Naskh Variants"; font-size: 17pt; line-height: 115%;">ثُمَّ ا اصَّلاَ ةُ<span> </span>وَ السّـلاَ مُ سَرْ مَــدَا </span></b><b><span dir="LTR" style="font-size: 17pt; line-height: 115%;"></span></b><br />
<div> </div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: center; text-indent: 107.75pt; unicode-bidi: embed;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: "DecoType Naskh Variants"; font-size: 17pt; line-height: 115%;"> عَلَى ا لنَّبـِـىِّ<span> </span>خَيْرِ مَـنْ قَدْ وَ حَّدَا</span></b></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: center; text-indent: 107.75pt; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span dir="LTR"></span><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span dir="LTR"></span>“kemudian, semoga rahmat dan keselamatan Allah senantiasa terlimpah – atas Nabi sebaik-baik … orang yang mengesakan Allah.”</span></i></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><u><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Penjelasan :</span></u></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Yakni Rahmat Allah SWT yang di iringi dengan, pengagungan dan penghormatan-Nya yang patut bagi Nabi Muhammad SAW semua keduanya tetap tercurah atas orang-orang tersebut.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Bahwa Nazhim (<i>Syekh Ahmad Marzuqi</i>) menumbuhkan<b><i> shalawat</i></b> dan <b><i>salam</i></b> atas mereka.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Ucapan nazhim <b><i>sarmada</i></b> yakni “langgeng” atau terus menerus , ucapan <b><i>‘alan Nabiyyi </i></b>berarti seorang atau makhluk yang ditinggikan derajatnya atau yang meninggikan orang yang mengikutinya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Syekh Ahmad Marzuki </span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">mengungkapkan dengan kata <i>An Nabiy</i>, beliau tidak mengungkapkan dengan kata <b>Ar Rasul</b> sebagai isyarat bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad berhak mendapatkan sholawat dan salam. Sebagaimana beliau berhak memperoleh sifat (<i>gelar</i>) <b>Ar Risalah</b>, dan karena sesuai dengan firman Allah <i>ta’ala</i> :</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: "DecoType Naskh Variants"; font-size: 17pt; line-height: 115%;">اِ نَّ ا اللهَ وَ ملَءِكَتَهُ يُصَلُّوْ نَ عَلَ ا لنَّبِيِّ</span></b><span dir="LTR"></span><b><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "AlMateen-Bold","serif"; font-size: 17pt; line-height: 115%;"><span dir="LTR"></span> </span></b><span dir="RTL"></span><b><span lang="AR-SA" style="font-family: "DecoType Naskh Variants"; font-size: 17pt; line-height: 115%;"><span dir="RTL"></span>... </span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: "DecoType Naskh Variants"; font-size: 13pt; line-height: 115%;">(الأحزب :٥</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic"; font-size: 13pt; line-height: 115%;">٦</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: "DecoType Naskh Variants"; font-size: 13pt; line-height: 115%;"> )</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: "DecoType Naskh Variants"; font-size: 17pt; line-height: 115%;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">“sesungguhnya Allah dan para malaikat-malaikatNya bershalawat atas Nabi….</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13pt; line-height: 115%;">(</span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">QS. Al Ahzab : 56</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13pt; line-height: 115%;">)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Makna <b><i>khoiri man qod wahhada</i></b> , sesungguhnya Nabi Muhammad SAW adalah paling utama-utamanya setiap orang yang meng-Esakan Allah SWT. Dan karena itu <i>Muhammad Al Bushoiri</i> mengatakan dalam kitab <b>Burdah </b>dengan <i>bahar basith</i></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center; text-indent: 11.3pt; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center; text-indent: 11.3pt; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "DecoType Naskh Variants"; font-size: 17pt; line-height: 115%;">فَاقَ النَّبِيِّيْنَ فيِ خَلْقِ وَ فيِ خُلُقِ</span></div><div> </div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 89.25pt; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 89.25pt; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "DecoType Naskh Variants"; font-size: 17pt; line-height: 115%;">وَلَمْ يُدَنُوْهُ فيِ عِلْمِ وَلاَ كَرَمِ </span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 11.3pt; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 11.3pt; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "DecoType Naskh Variants"; font-size: 17pt; line-height: 115%;">وَكُلُّهُمْ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ مُلْتَمِسٌ</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 89.25pt; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 89.25pt; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "DecoType Naskh Variants"; font-size: 17pt; line-height: 115%;"> غُرْفًا مِنَ الْبَحْرِ أَوْرَشْفًا مِنَ الدِّيَمِ</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 89.25pt; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 89.25pt; unicode-bidi: embed;"> </div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">“Nabi Muhammad melebihi Nabi-Nabi dalam bentuk ahlaq”</span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">“Dan mereka (Para Nabi) tidak dapat</span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">mendekatinya dalam ilmu dan kemuliaan.”</span></i></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">“Dan semua (Rasul Allah) mencari</span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Mencedok air dari laut dan menghisap</span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">hujan yang tetap turun”<span dir="RTL" lang="AR-SA"></span></span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Artinya adalah sesungguhnya Nabi Saw adalah Nabi yang utama dan mengalahkan para Nabi dalam <i>rupa, fisik, warna </i>(kulit), dan <i>tingkah laku</i> (ahlak) <i>yang terpuji</i>, seperti <i>ilmu, sifat malu, </i></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">pemurah, kasih sayang, lapang dada, adil </span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">dan <i>iffah </i>(menjauhi dari barang haram).</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Dan tidak seorang pun Para Nabi yang dapat mendekati derajatnya. Dan semua Para Nabi dan Rasul mengambil dari Nabi Muhammad dengan mencedok <i>air dari laut </i>atau meminum <i>air hujan</i> yang terus menerus turun.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Yang dimaksud dengan <i>laut dan air hujan</i> disini adalah ilmu dan kemurahan hati Nabi SAW.</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 89.25pt; unicode-bidi: embed;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span style="font-family: "Brush Script Std"; font-size: 14pt; line-height: 115%;">To be continued………………………</span></b></div>Akhwat Garselhttp://www.blogger.com/profile/11037801355732817464noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6909290580394256038.post-62778244782011065502011-05-17T20:24:00.001-07:002011-05-17T20:24:57.716-07:00Pembahasan kitab Aqidatul Awwam 02<div align="center" class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-right: 36pt; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: "DecoType Naskh Variants"; font-size: 13pt; line-height: 115%;">فَا ْلحَمْدُ<span> </span>ِللهِ ا لْقَدِ يْمِ<span> </span>اْلأَ وَّ لـــِــ<span> </span>ا ْلأَ خِرِ ا لْبَا قِى بِلاَ <span> </span>تَـحـَوُّ لـــــِ</span></b></div><div class="MsoNormal"><span dir="LTR"></span><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span dir="LTR"></span>“Maka segala puji bagi Allah yang qadim tidak berawal dan tidak berakhir yang kekal abadi tanpa perubahan”.</span></i></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Penjelasan :</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Maksudnya, lalu <i>Syekh Ahmad Al Marzuki</i><span> </span>memuji Allah dengan lisannya atas nikmat ini disertai pengagungan beliau kepada-Nya, dan beliau menyatakan (<i>ikrar</i>) dan berkeyakinan bahwa sesungguhnya setiap pujian tetap kepunyaan-Nya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Pujian terbagi empat macam:</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span>1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Pujian zat yang maha dahulu kepada zat yang maha dahulu</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> (<i>qadim li qadim</i>)</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Yaitu pujian Allah kepada Allah sendiri, seperti firman Allah SWT:</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "DecoType Naskh Variants"; font-size: 13pt; line-height: 115%;">نِعمَ ا ْلمَوْ لَـــى وَ نِعْمَ النَّصِيْرُ</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 115%;"><span> </span></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">”…. Dia adalah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong”.</span></i></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span></span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">(<b>QS. Al Anfal : 40</b>)</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span>2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Pujian zat yang maha dahulu kepada makhluk </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">(<i>qadim li hadits</i>)</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Seperti firman Allah ta’ala pada hak diri Nabi kita Muhammad SAW :</span></div><div align="right" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: right;"><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "DecoType Naskh Variants"; font-size: 13pt; line-height: 115%;">وَ اِ نَّكَ لـــعُلَــــى خُلُقٍ عَظِيْمٍ</span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13pt; line-height: 115%;"><span dir="LTR"></span> </span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 115%;"><span> </span><span> </span><span> </span></span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”.</span></i></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span></span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">(<b>QS. Al Qolam : 4</b>)</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin: 0cm 0.2pt 0.0001pt 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span>3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Pujiannya makhluk kepada zat yang maha dahulu</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> (<i>hadits li qadim</i>)<span> </span></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin: 0cm 0.2pt 0.0001pt 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Seperti sabda Nabi Kita Isa AS:</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" dir="RTL" style="direction: rtl; margin: 0cm 20.2pt 0.0001pt 0.2pt; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: "DecoType Naskh Variants"; font-size: 13pt; line-height: 115%;">تَــعْـلَمُ<span> </span>مَــا فِــــيْ نَــــفْـسِـيْ وَ لاَ<span> </span>اَ عْلَمُ مَـا فِـــيْ نَــفْـســِكَ اِ نَّــكَ اَ نْــتَ عَــلاَّ مُ<span> </span>ا لْـــغُـــيُــوْ بِ</span></b><b><span lang="AR-SA" style="font-family: "DecoType Naskh Variants"; font-size: 14pt; line-height: 115%;"></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin: 0cm 0.2pt 0.0001pt 36pt;"><span dir="LTR"></span><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span dir="LTR"></span>“…. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau maha mengetahui perkara yang ghaib-ghaib”. </span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">(<b>QS. Al Maidah : 116</b>)</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin: 0cm 0.2pt 0.0001pt 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span>4.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Pujian makhluk kepada makhluk</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> (<i>hadits li hadits</i>)</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin: 0cm 0.2pt 0.0001pt 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Seperti Sabda Rasulullah di dalam haknya Sayyidina Abu Bakar Shiddiq RA : </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin: 0cm 20.2pt 0.0001pt 35.45pt; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: "DecoType Naskh Variants"; font-size: 13pt; line-height: 115%;">مَـا طَـلَـعَـتِ<span> </span>ا لـشَّــمْـسُ<span> </span>وَ لاَ غَرَ<span> </span>بَــتْ مِـنْ بَـعْـدِ ىْ عَـلَـى رَ جُلٍ أَ فْـضَـلُ مِـنْ أَ بِـى بَكْرٍ الصّـِـدِّ يْقِ</span></b><b><span dir="LTR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13pt; line-height: 115%;"><span> </span></span></b><b><span dir="LTR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 115%;"></span></b></div><div align="right" class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 35.45pt; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><i><span dir="LTR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">“</span></i><i><span dir="LTR" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Matahari tidak terbit dan tidak tenggelam setelahku atas seorang laki-laki yang lebih utama dari pada Abu Bakar Shiddiq”</span></i></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0.2pt 0.0001pt 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0.2pt 0.0001pt 0cm; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Adapun puji menurut istilah adalah perbuatan yang tumbuh karena mengagungkan Sang pemberi nikmat dengan sebab keadaannya sebagai pemberi nikmat kepada orang yang memuji atau orang yang lainnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0.2pt 0.0001pt 0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sedangkan syukur secara istilah adalah penyaluran seorang hamba akan segala sesuatu yang telah Allah berikan kepadanya, berupa pendengaran dan lain-lain.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0.2pt 0.0001pt 0cm;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin: 0cm 0.2pt 0.0001pt 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Akan tetapi <span> </span><b><i>Syekh Al Barowi</i></b>, beliau mengatakan bahwa <i>jika engkau berpendapat tidak bisa digambarkan serempaknya semua anggota tubuh melakukan ketaatan dalam satu waktu (sekaligus). Engkau mengatakan hal demikian dapat digambarkan dalam melakuka ihsan yang diperintahkan dalam hadits</i> : <b>Engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya dan berupaya menghadirkan Allah bahwa Dia melihatmu.</b></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin: 0cm 0.2pt 0.0001pt 36pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin: 0cm 0.2pt 0.0001pt 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Syekh Ahmad Malawiy</span></i></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> mengatakan bahwa <i>kalimat <b>Al Hamdu Lillahi</b> mempunyai delapan huruf dan pintu-pintu syurga ada delapan, maka barang siapa yang mengucapkannya dengan hati yang bersih maka ia berhak memperoleh delapan pintu syurga yakni ia bisa memilih pintu-pintu itu sebagai penghormatan untuknya. Dan pasti ia akan masuk dari pintu yang Allah sajalah yang tahu ia masuk dari pintu mana.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0.2pt 0.0001pt 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0.2pt 0.0001pt 0cm; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Perkataan Nazhim <i>Al Qodimil Awwali</i> sampai akhir bait, berkata <b>Syekh Al Halimy</b>: “makna (<i>al qadim)</i> Yang Maha Dahulu adalah sesungguhnya wujudnya Allah tidak ada permulaannya Dan <i>maujud </i>Allah tidak akan pernah sirna”. <i>Al Awwal</i> (pertama) adalah tidak ada permulaan bagi wujud-Nya, <i>Al Akhir</i> (akhir) adalah tidak ada penghujung bagi wujud-Nya, dan<span> </span><i>Al Baqi’</i> (kekal) adalah langgeng yang tidak pernah sirna.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0.2pt 0.0001pt 0cm; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Makna <i>Bila Tahawwuli</i> yakni tanpa ada perubahan. Kata ini menjelaskan makna kata <i>Al Baqi’</i>, karena sesungguhnya makna <i>Tahawwul</i> adalah pindah dari satu keadaan ke keadaan yang lain (berubah-rubah).</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "DecoType Naskh Variants";"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0.2pt 0.0001pt 0cm;"><br />
</div>Akhwat Garselhttp://www.blogger.com/profile/11037801355732817464noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6909290580394256038.post-62933887955502300692011-05-17T20:21:00.000-07:002011-05-17T20:21:12.588-07:00Pembahasan Kitab Aqidatul Awwam 01<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Sesungguhnya, Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kalian untuk Nabi dan sampaikanlah salam penghormatan kepadanya”.</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> (<b>QS al-Ahzab, 33:56</b>)</span></div><div style="text-align: left;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"> </div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic"; font-size: 16pt; line-height: 115%;">مَنْ صَلَّيَ عَلَيَّ صَلاَ ةً صَلَّى ا اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا</span></b><span dir="LTR"></span><b><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "AlMateen-Bold","serif"; font-size: 16pt; line-height: 115%;"><span dir="LTR"></span> </span></b><span dir="RTL"></span><i><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic"; font-size: 16pt; line-height: 115%;"><span dir="RTL"></span>(رواه مسلم عن عبد ا الله بن عمرو بن ا لعا ص)</span></i><i><span dir="LTR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 16pt; line-height: 115%;"></span></i></div><div style="text-align: left;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Nabi Muhammad SAW bersabda, <i>“Barangsiapa membaca shalawat kepadaku satu kali, maka Allah menurunkan sepuluh rahmat kepadanya.”</i> (<b>HR. Imam Muslim dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash r.a</b>)</span></div><div style="text-align: left;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;"><b><u><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13pt; line-height: 115%;">NADZOM 01</span></u></b><b><u><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arabic Transparent"; font-size: 13pt; line-height: 115%;"></span></u></b></div><div style="text-align: left;"> </div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin: 0cm 13.55pt 0.0001pt 0cm; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic"; font-size: 17pt; line-height: 115%;">أَ بْدَ أُ بِاسْمِ ا اللهِ و الرَّ حْمَنِ</span></b><span dir="LTR"></span><b><span dir="LTR" style="font-family: "AlMateen-Bold","serif"; font-size: 17pt; line-height: 115%;"><span dir="LTR"></span><span> </span><span> </span></span></b><span dir="RTL"></span><b><span style="font-family: "Traditional Arabic"; font-size: 17pt; line-height: 115%;"><span dir="RTL"></span><span> </span><span lang="AR-SA">وَ بِا لرَّ حِيْمِ دَا ئِمِ ا ْلإِ حْسَا نِ</span></span></b><b><span dir="LTR" style="font-family: "AlMateen-Bold","serif"; font-size: 17pt; line-height: 115%;"></span></b></div><div style="text-align: left;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">“Aku memulai penulisan nadzhom ini dengan asma’ Allah yang Maha Pengasih – dan dengan yang Maha Penyayang yang selalu menganugerahkan kebajikan”.</span></i></div><div style="text-align: left;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Penjelasan :</span></b></div><div style="text-align: left;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Yakni aku (<i>Syekh Ahmad Al Marzuki</i>) memulai dalam penyusunan kitab nazhom ini dengan memohon pertolongan kepada Allah SWT. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left; text-indent: 36pt;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Firman Allah Ta’ala :</span></b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "DecoType Naskh Variants"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span> </span></span><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic"; font-size: 17pt; line-height: 115%;">سَبِّحِ ا سْمَ رَ بِّكَ</span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 17pt; line-height: 115%;"><span dir="LTR"></span>…</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></b></div><div style="text-align: left;"> </div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div style="text-align: left;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">“Sucikanlah nama<span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span> </span>Tuhanmu…”</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> (<b>QS. Al A’la : 1</b>)</span></div><div style="text-align: left;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Makna <b><i>Ar Rahman</i></b> adalah zat yang Agung kebaikan-Nya dan terus menerus anugerah-Nya (nikmatnya). Dan makna <b><i>Ar Rohim</i></b> adalah zat yang menahan setiap kemiskinnan dan<span> </span>yang tidak membebani sesuatu tanpa kemampuan melaksanakannya. (<b><i>Imam as Suyuthy</i></b><i>) </i></span></div><div style="text-align: left;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div style="text-align: left;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left; text-indent: 36pt;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Syekh al showy</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span> </span>berkata, <b>Ar Rahman</b> adalah zat pemberi nikmat dengan sebanyak-banyaknya nikmat, baik jumlah maupun caranya. <b>Ar Rahim</b> adalah Zat pemberi nikmat dengan beberapa lembutnya nikmat, baik jumlah maupun caranya, nikmat-nikmat yang lembut merupakan percabangan dari nikmat yang pokok<span> </span>yaitu nikmat yang agung seperti nikmat iman, ilmu, ma’rifat, taufiq, sehat mendengar dan melihat.</span></div><div style="text-align: left;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div style="text-align: left;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left; text-indent: 36pt;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Syekh Ahmad Malawy</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> berkata, lafadz <b>Ar Rahman</b> itu lebih luas maknanya dari pada <b>Ar Rahim</b>, karena kelebihan salah satu dari dua hal yang bersesuaian dalam bentuk dan macamnya menunjukkan pada berlebihnya makna. Dan keluasan makna itu diambil dari perhitungan jumlah yakni bilangan, karena Rahman itu merata untuk orang mu’min dan orang kafir dan Rahim itu tidak diperuntukkan untuk orang kafir.</span></div><div style="text-align: left;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div style="text-align: left;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left; text-indent: 36pt;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Syekh al Baidhowy</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> mengklasifikasikan nikmat menjadi 2 jenis yaitu nikmat duniawi dan nikmat ukhrowi</span></div><div style="text-align: left;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div style="text-align: left;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Ucapan nazhim (<i>Syekh Ahmad Al Marzuki</i>) <b><i>Daimil Ihsani</i></b> artinya zat yang terus-menerus memberikan nikmat tanpa terputus, ini sebagai penyempurna bait.</span></div><div style="text-align: left;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left; text-indent: 36pt;"><br />
</div>Akhwat Garselhttp://www.blogger.com/profile/11037801355732817464noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6909290580394256038.post-42114578690848122382011-05-17T01:22:00.000-07:002011-05-17T01:22:20.709-07:00Bila Jodoh Tak Kunjung Tiba.... (Untuk para Akhwat)<span style="font-family: Comic Sans MS; font-size: x-small;">Muhammad Rasyid al-Uwaid dalam buku "Telat Menikah Tapi Bahagia" menyebutkan seorang yang menolak untuk menikah boleh jadi karena matanya disilaukan oleh dunia, sementara agama ia tidak mengerti. Boleh jadi seorang menunda-menunda nikah karena yang datang kepadanya beda pandangan dalam memahami agama, meskipun tak ada yang patut dicela dari prinsip keagamaan secara umum dan akhlaknya. Terlambatnya seseorang untuk menikah tak jarang karena dirinyalah yang mempersulit meskipun kesempatan bukan tak pernah datang namun sibuk dengan karirnya dan banyaknya kriteria tentang jodohnya. Ketika ia disibukkan dengan karir yang diimpikan ia menolak semua ajakan serius dan ketika ia menetapkan kriteria yang terlalu banyak akhirnya tidak ada yang sesuai dengan keinginannya. <br />
<br />
BELAJARLAH DARI KHADIJAH <br />
<br />
Mungkin saja sepanjang merambahnya usia, Allah masih belum menakdirkan mempertemukan belahan jiwa bagi mereka yang telat menikah. Dalam hal ini sulit untuk dipaksakan. Sebab, bagaimanapun, masalah selera dan kecenderungn jiwa akan keindahan dan keshalehan merupakan hak prerogatif setiap orang. Namun ada cara yang sebaiknya dicoba oleh kaum muslimah yang telat menikah. Yakni melamar atau meminang sebagaimana Khadijah binti Khuwailid melamar Nabi Muhammad SAW. Sepintas, pandangan ini terasa tabu untuk jaman sekarang namun hal ini bukanlah suatu kejelekan, aib atau tindakan yang merendahkan martabat perempuan jika ia meminang seorang laki-laki. Pernikahan adalah hubungan bersama sehingga tidak mesti laki-laki yang memulai meminang. Selama perempuan itu tidak terbawa nafsu dan tidak tertipu dengan penampilan luar, meminang laki-laki tidak menjadi masalah baginya dan tidak berbahaya. <br />
<br />
PASRAH PADA ALLAH <br />
<br />
Ditengah kondisi yang tak menentu, sebaiknya muslimah yang telat menikah bersikap sabar. Sebab sikap seperti inilah yang akan membantu merendam hati yang terpuruk, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Dan tidaklah seseorang diberi sesuatu yng lebih luas melebihi kesabaran". Dengan demikian, kesabaran yang tertanam merupakan kebaikan, kelapangan dalam jiwa, dan keluasan dalam hidup yang bisa jadi tidak dimiliki oleh mereka yang menyandang status sebagai seorang istri. Kemarahan dan frustrasi tidak memberi manfaat apa-apa dan tidak akan menghadirkan seorang suami. Sebaliknya, keridhaan yang dipupuk dalam jiwa mereka yang masih lajang di usia matang akan mengundang ridha Allah SWT. Atau, paling tidak, di saat seseorang merasa tak sanggup menanggung kesendiriannya, perbanyaklah doa. Sebagaimana Nabi Zakariya as yang pernah memohon kepada Allah agar kesendiriannya berakhir. "Tuhan-ku, jangan biarkan aku sendirian. Dan Engkau adalah sebaik-baik warits". (QS.Al.Anbiya:89) <br />
<br />
Sebagaimana Nabi Zakariya, rasa sepi itu pun sudah sepantasnya kita adukan kepada Allah. Semoga Ia hadirkan seorang pendamping yang menentramkan jiwa dan membahagiakan hati. Memasrahkan kepada-Nya apa yang terbaik untuk kita. Dan sebaiknya panjatkan doa tersebut di saat kita merasa amat membutuhkan hadirnya seorang pendamping; saat hati kita dicekam oleh kesedihan karena tidak adanya teman sejati atau ketika jiwa dipenuhi kerinduan untuk menimang buah hati yang lucu. Panjatkan pula doa saat hati merasa dekat dengan-Nya. <br />
<br />
(diambil dari sebuah intisari islam - HIDAYAH) </span>Akhwat Garselhttp://www.blogger.com/profile/11037801355732817464noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6909290580394256038.post-25608166540160955732011-05-17T01:18:00.001-07:002011-05-17T01:18:27.506-07:00Tips Mencari Jodoh Secara IslamiTips dari Bapak dr. Nurcahyo Adikusumo dalam acara Titik Terang <b>ANTV</b> dalam mencari jodoh antara lain:<br />
<br />
1. Jika kita ingin mendapatkan jodoh maka kita harus berkosentrasi bukan kepada mana yang harus dipilih tapi kosentrasi dengan melakukan perubahan diri ke arah yang lebih baik.<br />
<br />
2. Jangan pernah mengharapkan seseorang untuk jadi seperti yang kita harapkan tapi lebih melihat bagaimana kita menempatkan diri kita terhadap orang lain.<br />
<br />
3. Jika belum memiliki pasangan hidup kita tetap harus memposisikan untuk siap dan berani menanggung segala resikonya dalam membina rumah tangga.<br />
<br />
4. Jangan jadikan traumatik masa lalu sebagai patokan sehingga tidak memberikan solusi ke arah yang lebih baik.<br />
<br />
5. Carilah soulmate sebanyak-banyaknya agar silaturrahim nya baik.<br />
<br />
6. Jangan pernah menilai, memberi label, dan kesimpulan kepada seseorang karena jodoh atas ridho ALLAH semata,manusia hanya wajib berikhtiar tapi ALLAH SWT yang menentukan segalanya.<br />
<br />
7. Tidak perlu mengkhawatirkan usia, di usia berapapun menikah baik jika kita mau mempertanggung jawabkan pernikahan kita terhadap ALLAH SWT dan pasangan.<br />
<br />
8. Teruslah berdoa karena doa merupakan proposal kita terhadap ALLAH SWT, jangan pernah berprasangka buruk terhadap ALLAH SWT....<br />
<br />
<b>Bagaimana konsep jodoh?</b><br />
<br />
1. Konsep jodoh adalah soulmate atau belahan jiwa.<br />
<br />
2. Banyak orang sering melupakan konsep jodoh yaitu melakukan perubahan dan saat menerima perubahan.<br />
<br />
3. Pada saat mencari jodoh sering melihat secara fisik saja, sehingga tidak mendorong seseorang mencari pasangan hidup sesuai dengan apa yang diidamkan.<br />
<br />
4. Orang menikah sebaiknya terkonsep bukan sekedar mencari keturunan semata tapi lebih untuk meningkatkan amal ibadah.<br />
<br />
<b>Ketika ALLAH SWT menentukan jodoh manusia, apakah si A harus berjodoh dengan si B / apakah kita sendiri yang menentukan pilihannya?</b><br />
<br />
1. Perkawinan terjadi bila ada komitmen antara Yang Di Atas, dirinya dan pasangannya.<br />
<br />
2. Kalo soulmate belum terjadi komitmen besar.<br />
<br />
3. Persoalannya adalah seringkali orang tidak melihat apakah soulmate ini merupakan kehendak ALLAH SWT atau kehendak sendiri.<br />
<br />
4. Persoalannya lebih sejauh kepada sejauh mana ikhtiar / berdoa kita dalam berbagi dengan soulmate.<br />
<br />
5. Jadi penilaiannya adalah jangan ambil keputusan bila belum mendapat ridho ALLAH SWT.<br />
<br />
<b>Apa yang menjadi penyebab wanita terlambat memperoleh jodoh?<br />
</b><br />
1. Bisa traumatik masa lalu sehingga takut melangkah ke masa depan.<br />
<br />
2. Wanita cerdas dan pintar mampu mengambil keputusan untuk menikah bukan karena umur tetapi lebih mewaspadai apa yang harus dilakukan dalam satu komitmen diri.<br />
<br />
3. Kadang - kadang kemungkinan orang ragu pilihan sendiri bila ada yang lebih baik / ganteng / lebih superior dari dia nya sendiri.<br />
<br />
<b>Bagaimana bila jodoh tak kunjung datang?</b><br />
<br />
1. Kita ambil hak prerogatif ALLAH SWT dari keputusan apa pun.<br />
<br />
2. Gagal mungkin jalan yang terbaik untuk diri kita sendiri.<br />
<br />
3. Banyak orang yang berandai - andai daripada ketimbang memberi keputusan matang terlebih dahulu.<br />
<br />
4. Seharusnya tetap optimis dan tidak putus asa.<br />
<br />
SEMOGA BERMANFA'AT,<br />
<br />
WassalamAkhwat Garselhttp://www.blogger.com/profile/11037801355732817464noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6909290580394256038.post-18990960921357091062011-05-17T01:10:00.000-07:002011-05-17T01:10:51.528-07:00BILA JODOH TAK KUNJUNG DATANG<span style="font-family: verdana;"><span style="color: #003300;"><span style="font-size: 180%;">M</span>enunggu merupakan pekerjaan yang sangat membosankan, apalagi jika menanti sesuatu yang belum pasti. Sementara waktu terus berjalan, usiapun terus bertambah, omongan-omongan tak enak selalu terdengar dari tetangga sebelah kanan dan kiri rumah, sanak saudara dan teman-teman dekat.<br />
Hari-hari yang terlalui seakan-akan lambat dan tak tentu arah kapan semuanya itu berakhir. Bingung bercampur sedih dan malu tak bisa dielakkan, label tak laku dari masyarakat harus ditelan dalam hati meski tidak terima dengan julukan yang mereka sandangkan. Tetapi apa boleh buat, semuanya telah terjadi tidak ada kekuatan menghindar dan mengelak dari semua itu, selain pasrah dan menunggu ketetapan Allah datang.<br />
Mungkin itulah yang dirasakan oleh saudara muslim dan muslimah kita yang masih belum menemukan tambatan hatinya. Pasangan hidup memang sebuah misteri yang sulit diketahui siapapun, ada yang dengan mudah mendapatkan pasangan hidup tanpa harus menunggu waktu yang lama, namun sebaliknya adapula yang harus menelan kepahitan karena tak kunjung mendapatkan pasangan hidup.<br />
Pasangan hidup adalah fitrah manusia, setiap manusia yang hidup didunia ini membutuhkan sosok pendamping hidup sebagai penyemangat dalam mengarungi samudera kehidupan yang banyak batu terjal menghadang dan kebahagiaan yang akan menanti jika mampu menjalankan biduk rumah tangga sesuai dengan yang telah digariskan oleh islam. Tetapi permasalahannya pasangan hidup yang dibayangkan hanya sekedar harapan yang tak kunjung tiba.<br />
Setiap manusia yang hidup didunia ini pada dasarnya telah ditentukan pasangan hidupnya masing-masing oleh Allah, sebagaimana firman-Nya yang berbunyi “Dan Allah telah menjadikan pasangan hidup kamu sekalian dari jenismu sendiri, lalu menjadikan anak-anak dan cucu-cucu bagi kamu dari pasangan hidupmu”. (QS : An-Nahl : 72). Dan firman Allah lainnya dalam surat Ar-Ruum ayat 21 : “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan hidup dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan dijadikannya di antara kamu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.<br />
Firman Allah di atas sangat jelas menunjukkan bahwa kita diciptakan saling berpasang-pasangan antara wanita dan laki-laki. Apabila saat ini belum juga dikaruniai pasangan hidup, hal ini merupakan bagian dari ujian Allah untuk mengukur kesabaran kita menjalani hidup dan memberi kesempatan bagi diri kita untuk berbuat kebaikan lebih banyak lagi. Karena sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Ankabut ayat 2 Allah menjelaskan bahwa : “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan : “Kami telah beriman”,sedang mereka tidak diuji lagi?”<br />
Karena itu, tanamkan dalam lubuk hati yang paling dalam untuk tetap berprasangka baik kepada Allah karena sesungguhnya Allah menuruti prasangka hamba-Nya. Jika hambanya selalu berprasangka jelek maka kejelekan yang akan diperolehnya namun jika selalu berprasangka baik tentunya kebaikanlah yang akan diterimanya. Selain itu janganlah mudah berputus asa untuk tetap berusaha dan berdo’a memohon kepada Allah agar diberi kemudahan. Karena berdoa merupakan sarana bagi seorang hamba untuk mengadu kepada Allah.</span></span>Akhwat Garselhttp://www.blogger.com/profile/11037801355732817464noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6909290580394256038.post-84769049805968375752011-05-17T00:55:00.000-07:002011-05-17T00:55:13.179-07:00Ciri Karakter Suami Idaman, Saleh dan BerkualitasTidak peduli bagaimana sifat dan kepribadian pria, ada karakteristik tertentu yang harus ia miliki untuk menjadi suami yang berkualitas di masa depan. Bagi Anda yang belum menikah, segera cek apakah pasangan saat ini memiliki kriteria sebagai suami berkualitas di masa mendatang. <br />
Berikut ciri-ciri pria yang pantas untuk Anda jadikan pasangan hidup:<br />
<strong>Kuat agamanya</strong><br />
Biar sibuk sekalipun, solat fardu tetap terpelihara. Utamakanlah pemuda yang taat pengamalan agamanya. Lihat saja Rasulullah menerima pinangan Saidina Ali buat puterinya Fatimah. Lantaran ketaqwaannya yang tinggi biarpun dia pemuda paling miskin. Utamakanlah pemuda yang jujur membimbing dan memelihara iman anda<br />
<strong>Baik akhlaknya</strong><span id="more-478"></span><br />
Ketegasannya nyata tetapi dia lembut dan bertolak-ansur hakikatnya. Sopan tutur kata gambaran peribadi dan hati yang mulia. Rasa hormatnya pada warga tua ketara. Mudah di bawa berbincang. Tidak terlalu berahsia.<br />
<strong>Tidak liar matanya</strong><br />
Perhatikan apakah matanya kerap meliar ke arah perempuan lain yang lalu-lalang ketika berbicara. Jika ya jawabnya, dia bukanlah calon yang sesuai buat kamu.<br />
<strong><br />
Terbatas pergaulan</strong><br />
Sebagai lelaki dia tahu dia tidak mudah jadi fitnah orang, tetapi dia tidak mengamalkan cara hidup bebas.<br />
<strong>Tenang wajah</strong><br />
Apa yang tersimpan dalam sanubari kadang2 terpancar pada air muka. Wajahnya tenang, setenang sewaktu dia bercakap dan bertindak.<br />
Berbahagialah kamu jika diintai calon yang demikian sifatnya.<br />
<strong>Jujur</strong><br />
Memiliki pasangan yang jujur bisa memberikan ketenangan batin. Jangan sampai kekasih yang akan dijadikan suami menyimpan rahasia dari Anda. Keterbukaan adalah kunci keharmonisan dalam rumah tangga.<br />
<strong>Selalu Memberikan Dukungan</strong><br />
Dukungan dari kekasih adalah penyemangat hidup seseorang. Begitupula jika dia telah menjadi suami di masa depan. Suami yang selalu memberikan dukungan pada istrinya bisa menjadi kunci pernikahan berhasil.<br />
<strong>Punya kepribadian menyenangkan</strong><br />
Apakah calon suami punya selera humor yang baik, atau tidak mudah diajak bercanda? Ia adalah orang yang akan menemani Anda menghabiskan sisa hidup. Jika Anda tidak menikmati kebersamaan dengannya sekarang, 10 atau 20 tahun lagi hubungan Anda bisa makin hambar. Pernikahan selalu diwarnai suka dan duka, tapi setidaknya ada saat-saat tertentu pasangan bisa membahagiakan Anda.<br />
<strong>Pekerja keras</strong><br />
Tugas seorang pria adalah mencari nafkah untuk keluarganya. Meski saat ini kebanyakan wanita juga berkarier untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga, seorang pria tetap memikul tanggung jawab utama untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.<br />
Pria yang malas dan bukan tipe pekerja keras hanya akan membuat rumah tangga Anda terpuruk. Untuk itu, cobalah selektif dalam memilih suami. Tapi, bukan berarti Anda hanya mengharapkan pria kaya untuk dijadikan pasangan hidup. Cari pria yang mau bekerja keras untuk keluarganya.<br />
<strong>Mencintai apa adanya</strong><br />
Mencintai segala kekurangan yang ada pada diri seseorang akan lebih baik daripada mencintai kelebihannya. Jika pria menyukai wanita dari kecantikannya, suatu saat rasa cintanya bisa saja pudar seiring dengan pudarnya kecantikan Anda. Namun, jika dia bisa menerima segala kekurangan Anda, dialah calon suami yang tepat untuk Anda pilih.<br />
Adakah di dirimu sahabat?Akhwat Garselhttp://www.blogger.com/profile/11037801355732817464noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6909290580394256038.post-60213211889953510152011-05-17T00:41:00.000-07:002011-05-17T00:41:16.443-07:00Kriteria Memilih Suami yang Baik Menurut Islam<div class="post-content"> Setiap wanita muslimah hendaknya memilih calon suami yang memenuhi syariat islam. Diantara ciri-cirinya adalah :<br />
<ul><li>Memilih calon suami yang mempunyai agama dan akhlak, agar ia dapat melaksanakan kewajiban secara sempurna dalam membimbing keluarga, menunaikan hak istri, pendidikan anak, tanggung jawab yang benar dalam menjaga kehormatan dan menjamin material rumah tangga.</li>
<li>Memilih calon suami yang bukan dari golongan orang fasik tukang pembuat dosa yang dapat memutuskan tali kekeluargaan</li>
<li>Berniat sungguh-sungguh akan menikah bila menemukan wanita yang cocok setelah melihatnya sewaktu meminang</li>
<li>Mempercepat akad nikah da tidak menggantungkannya untuk jangka waktu yang lama sehingga ada kemungkinan menyurutkan keinginan menikah dan membatalkan pinangan</li>
<li>Tidak berkhalwat ( pergi berduaan ) dengan wanita yang dipinang</li>
<li>Hanya berkunjung dan masuk ke rumah wanita yang akan dipinang bila di sertai mahramnya</li>
<li>Tidak melakukan pembicaraan batil dan sia-sia saat berkunjung</li>
<li>Tidak menyeringkan datang ke rumah wanita yang dipinang</li>
<li>Tidak mencuri pandangan yang dapat membuka pintu-pintu syahwat</li>
<li>Tidak mengambil pinangan orang lain</li>
<li>Sehat jasmani dan rohani</li>
<li>Tidak berlebih-lebihan dalam berpakaian dan berbicara</li>
<li>Tawadhu (rendah diri)</li>
<li>Bergaul dengan orang-orang shalih</li>
<li>Menghormati orang tua wanita yang dipinang</li>
<li>Rajin bekerja dan berusaha</li>
<li>Optimis</li>
<li>Mengucapkan salam ketika berkunjung dan pulang</li>
<li>Tidak mengobral janji dan berandai-andai</li>
</ul></div>Akhwat Garselhttp://www.blogger.com/profile/11037801355732817464noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6909290580394256038.post-88181060925767671932011-05-17T00:16:00.000-07:002011-05-17T00:16:55.152-07:00Sekilas tentang Ta’aruf<strong>Hudzaifah.org</strong> – Saya pernah ditanya tentang bagaimana cara mengidentifikasi akhawat yang “asli” di zaman sekarang? Karena kini banyak akhawat berjilbab panjang namun kok masih titik-titik. Padahal ikhwah aktivis da’wah yang haraki inginkan pendamping yang haraki pula. Nah, disinilah manfaat ta’aruf, agar kita tidak terjebak pada <em>ghurur</em>. Ta’aruf bukan sekedar formalitas saja namun benar-benar dilaksanakan untuk saling mengenal, mencari informasi akhlak, kondisi keluarga, saling menimbang, dsb. Permasalahan sesungguhnya bukanlah pada akhawat “yang asli” atau “tidak asli” namun terkait kepada pemahaman kita bahwa hanya Allah sajalah yang mengetahui kadar keimanan seseorang, terlepas dari penampilannya. Walau pemakaian jilbab adalah juga cermin keimanan.<br />
<strong>Pemahaman</strong><br />
<em>“Perempuan-perempuan yang keji adalah untuk yang keji pula dan laki-laki yang keji untuk wanita-wanita yang keji, sedangkan wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik juga diperuntukkan bagi perempuan-perempuan yang baik….”</em> “(QS.24:26)<br />
Ayat di atas adalah janji Allah kepada hamba-hamba-Nya. Berdasarkan ayat tersebut, Allah swt telah menetapkan perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, demikian pula sebaliknya. Jadi kita tak perlu khawatir akan mendapatkan pendamping yang tak sekufu agamanya karena sesungguhnya semuanya bermula dari diri kita sendiri. Sudahkah kita beragama dengan baik? Bagaimana kadar keimanan kita?<br />
<strong>Identifikasi</strong><br />
1. Akhlak<br />
Akhawat berjilbab panjang dan lebar belum tentu lebih baik dari yang berjilbab biasa-biasa saja. (maksudnya, “biasa-biasa “ tapi tetap mencukupi kriteria syar’i jilbab). Menilai baik tidaknya agama seseorang tidak bisa dilihat dari panjangnya jilbab, tidak bisa dilihat dari banyaknya shalat, rajinnya puasa, gelar hajjah, dan sebagainya. Karena banyak orang yang rajin shalat tapi suka ghibah, berpuasa tapi durhaka pada orang tua, bergelar hajjah tapi tidak amanah.<br />
Agama bukan pula diidentifikasikan dari luasnya pengetahuan agama (tsaqofah). Karena banyak missionaris yang pengetahuan agamanya lebih luas dibandingkan umat Islam sendiri. Agama bukan pula dilihat dari banyaknya hafalan Al Qur’an karena Snouck Hongruje pun, khatam hafalan Qur’an.<br />
Ukuran agama adalah akhlak. Iman itu adanya di dalam hati. Dan tentu saja tak ada yang mengetahuinya kecuali Allah namun iman yang benar-benar menyala di dalam hati, cahayanya pasti akan memancar keluar, yaitu dalam bentuk akhlak. Pancaran cahaya keimanan inilah yang harus kita cari. Rasulullah saw bersabda : <em>Sesungguhnya seorang hamba yang berakhlak baik akan mencapai derajat dan kedudukan yg tinggi di akhirat, walaupun ibadahnya sedikit. “</em><br />
Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda mengenai wanita ahli ibadah yang masuk neraka karena menyiksa seekor kucing hingga mati. Dan di hadits lainnya, ada wanita pelacur yang masuk surga karena memberi minum seekor anjing yg kehausan. Ini menandakan bahwa tak ada yang mengetahui kebaikan hakiki seseorang karena taqwa itu adanya di sini (di hati). Umat Nabi Muhammad itu seperti air hujan yang tak dapat diketahui mana yang lebih baik, awalnya atau akhirnya.<br />
Ingatlah kisah Nabi Daud ketika sedang bersama murid-muridnya dalam sebuah halaqah dan kemudian datang seorang laki-laki yang baik pakaiannya, terlihat sangat sholeh hingga membuat murid-murid Nabi Daud bersimpati dan kagum. Namun ternyata ia adalah seorang munafiq dan Nabi Daud mengetahui hal itu dari akhlaknya saat orang tersebut memasuki masjid dengan kaki kiri, tangisannya di depan umum, dan ucapan salamnya kepada halaqah yang sudah dimulai.<br />
2. Hati yg Lembut.<br />
Salah satu ciri jundullah adalah, <em>“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa diantara kamu yg murtad dari agamanya maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang mu’min, bersikap keras terhadap orang-orang kafir……..”</em><br />
Kepada saudaranya yang mu’min ia akan berkasih sayang, saling menasehati dan tidak akan merendahkan saudaranya seiman. Hati yang lembut dapat terlihat dari keridhoannya menerima kebenaran (Al Haq). Ia akan mudah untuk menerima nasehat dan segera memperbaiki kesalahannya. Hati yang keras tidak akan rela untuk menerima nasehat dan terus berkubang dalam kesalahan. Hati yang lembut dapat mencegah mulut dan tangannya dari menzalimi orang lain.<br />
<strong>Syarat Seorang Informan</strong><br />
Untuk mengetahui akhlak akhawat/ikhwan, tentu kita harus menanyakannya kepada orang lain. Ini dikarenakan kita tidak mengenal baik akhawat/ikhwan tersebut. Lalu kepada siapakah kita bertanya? Tanyakanlah kepada orang-orang terdekatnya. Namun orang yang terdekat ini bukanlah sembarang orang. Di bawah ini adalah tips dari Umar bin Khattab untuk mengetahui apakah orang tersebut benar-benar mengenal akhwat/ikhwan yang dimaksud. Yaitu :<br />
1. Ia sudah melakukan mabit atau safar dengan akhwat tersebut sehingga mengetahui persis akhlaknya.<br />
2. Ia sudah melakukan hubungan finance (muamalah) dengan akhwat tersebut sehingga dapat terlihat apakah ia amanah.<br />
3. Ia sudah menyaksikan akhwat tersebut menahan amarah karena ketika orang marah akhlak aslinya akan terlihat, baik ataukah buruk.<br />
<strong>Niat Mempengaruhi Keberkahan</strong><br />
Wanita dinikahi karena empat perkara : Kecantikan, nasab, harta, agama. Namun pilihlah karena agamanya agar berkah kedua tanganmu. Tidaklah salah bila para ikhwan menentukan standar atau kriteria calonnya. Namun hendaknya kriteria tersebut proporsional, tidak muluk dan jangan mempersulit diri sendiri. Mengharapkan sosok yang sempurna dan super ideal sangatlah jarang bahkan mungkin tidak ada. Dan bila sampai kesempurnaan yg dicari tidak ditemukan pada sosok sang kekasih, maka akan menimbulkan kekecewaan. Sesungguhnya ketidaksempurnaan adalah wujud kesempurnaan. Syukurilah karunia-Nya, jangan terlalu banyak menuntut. Jadikan diri kita bermanfaat bagi orang lain. Bukankah pernikahan itu seperti pakaian yang saling melindungi dan menutupi kekurangan. Saling menerima kelebihan dan kekurangan. <em>“Sesungguhnya amal dinilai berdasarkan niatnya.“</em><br />
Asy Syahid Imad Aqil, mujahid Palestina pernah berkata : “ Riya lebih aku takuti dari tentara-tentara Israel.“ Dan pepatah mengatakan “ Tentara terdepanmu adalah keikhlasan. “<br />
Rasulullah saw bersabda : “ Barangsiapa yang menikahi seorang wanita karena ingin menutupi farjinya dan mempererat silaturahmi maka Allah akan memberikan barakah-Nya kepada keduanya (suami isteri ) “<br />
<strong>Istikharah</strong><br />
Jangan lupa istikharah untuk mendapatkan kemantapan. Seperti sebuah bait puisi, “Bariskan harapan pada istikharah sepenuh hati ikhlas. Relakan Allah pilihkan untukmu. Pilihan Allah tak selalu seindah inginmu, tapi itu pilihan-Nya. Tak ada yang lebih baik dari pilihan Allah. Mungkin kebaikan itu bukan pada orang yang terpilih itu, melainkan pada jalan yang kaupilih. Atau mungkin kebaikan itu terletak pada keikhlasanmu menerima keputusan Sang Kekasih Tertinggi. Kekasih tempat orang-orang beriman memberi semua cinta dan menerima cinta.”<br />
http://awie-doank.blogspot.com/2007/07/sekilas-tentang-proses-taaruf.html<br />
<ul><li class="sharing_label">Berbagi:</li>
<li class="share-print share-regular"><a class="share-print share-icon" href="http://fadhlijauhari.wordpress.com/2009/12/24/sekilas-tentang-taaruf/#print" rel="nofollow" title="Click to print">Print</a></li>
<li class="share-email share-regular share-service-visible"><a class="share-email share-icon" href="http://fadhlijauhari.wordpress.com/2009/12/24/sekilas-tentang-taaruf/?share=email&nb=1" rel="nofollow" title="Click to email this to a friend">Email</a></li>
<li class="share-facebook share-regular"><a class="share-facebook share-icon" href="http://fadhlijauhari.wordpress.com/2009/12/24/sekilas-tentang-taaruf/?share=facebook&nb=1" rel="nofollow" title="Share on Facebook">Facebook</a></li>
</ul>Akhwat Garselhttp://www.blogger.com/profile/11037801355732817464noreply@blogger.com0